Hakikat Pendidikan Anak Menurut Al-Quran
Anak di dalam Islam adalah nikmat atau anugerah pemberiaan Allah, hal ini akan sangat terasa bagi mereka yang tidak memiliki anak, begitu banyak waktu, tenaga, harta dan benda dikorbankan untuk dapat memiliki anak. Allah berfirman didalam al-Qur’an surat as-Syura ayat 49-50 :
لِّلَّهِ مُلۡكُ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضِۚ يَخۡلُقُ مَا يَشَآءُۚ يَهَبُ لِمَن يَشَآءُ إِنَٰثٗا وَيَهَبُ لِمَن يَشَآءُ ٱلذُّكُورَ ٤٩ أَوۡ يُزَوِّجُهُمۡ ذُكۡرَانٗا وَإِنَٰثٗاۖ وَيَجۡعَلُ مَن يَشَآءُ عَقِيمًاۚ إِنَّهُۥ عَلِيمٞ قَدِيرٞ
Terjemahannya : “Kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi, dia menciptakan apa yang dia kehendaki. dia memberikan anak-anak perempuan kepada siapa yang dia kehendaki dan memberikan anak-anak lelaki kepada siapa yang dia kehendaki (49) Atau dia menganugerahkan kedua jenis laki-laki dan perempuan (kepada siapa) yang dikehendaki-Nya, dan dia menjadikan mandul siapa yang dia kehendaki. Sesungguhnya dia Maha mengetahui lagi Maha Kuasa (50).
Anak juga sebagai cobaan atau fitnah bagi orang tua, yang apabila tidak dibekali dengan iman dan takwa akan dapat merugikan kedua orang tuanya, sebagimana firman Allah SWT dalam QS. At-Taghabun ayat 15, yang berbunyi:
إِنَّمَآ أَمۡوَٰلُكُمۡ وَأَوۡلَٰدُكُمۡ فِتۡنَةٞۚ وَٱللَّهُ عِندَهُۥٓ أَجۡرٌ عَظِيمٞ ١٥
Terjemahannya : “Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu), dan di sisi Allah-lah pahala yang besar”. (QS. At-Taghabun: 15).
Sebagai anugerah atau nikmat maka anak harus kita syukuri, dan tanggung jawab rasa bersyukur yaitu dengan mendidiknya sebaik mungkin sesuai dengan ketentuan dan perintah Allah SWT, sedangkan sebagai cobaan maka anak harus kita didik sebaik mungkin agar tidak menimbulkan kerugian dan terjerumus kepada hal-hal negatif yang bisa menimbulkan kesengsaraan orang tua di dunia dan akherat.
Disinilah peran pendidikan untuk anak memegang peran penting, karena anak adalah sebagi amanat, nikmat dan juga fitnah. Orang tua memiliki andil yang cukup besar didalam menentukan keberhasilan anaknya. Proses pendidikan anak didalam islam sangat panjang, tidak cukup hanya ketika anak memasuki usia sekolah atau usia baligh saja, akan lebih sempurna hasilnya proses tersebut jika dimulai dari pemilihan calon pasangan yang baik (perkawinan), proses persemaian benih calon anak yang baik, dan pendidikan setelah kelahirannya. Pembagian versi lain menurut Hurlock yang dinukil oleh Soesilo Windradini sebagaimana berikut:
Sebelum lahir (Pre Natal), yaitu mulai hamil sampai lahir.
2 minggu setelah lahir (Neo Natus). Masa bayi (mulai 2 minggu pertama sampai usia 2 tahun). Masa TK nol kecil (antara usia 2-6 tahun). Masa TK nol besar / SD (antara usia 6-12 tahun).
Usia pubertas ( antara usia 10/12 – 13/14 tahun). Remaja awal (usia 14 – 17 tahun). Remaja akhir (usia 17 – 21 tahun). Pemuda awal (usia 21 – 40 tahun). Pemuda pertengahan (usia 40 – 60 tahun). Tua (usia 60 – meninggal).
Preodesasi lainya seperti yang dikemukakan oleh Zaidan, dimana ia mengklasifikasikannya berdasarkan tinjauan kejiwaan dan pendidikan. Klasifikasi tersebut seperti berikut:
Periode qabla al-milad yaitu mulai mengandung sampai lahir. Periode al-mahd (ayunan) yaitu setelah lahir sampai 2 minggu pertama dan ditambah usia menyusui sampai akhir 2 tahun. Periode kanak-kanak awal (usia 3 – 5 tahun) atau usia pra sekolah. Periode kanak-kanak pertengahan (usia 6 – 8 tahun). Periode kanak-kanak akhir (usia 9 – 12 tahun).
Didalam al-Qur’an surat At-Tahrim ayat 6 Allah SWT berfirman :
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ قُوٓاْ أَنفُسَكُمۡ وَأَهۡلِيكُمۡ نَارٗا وَقُودُهَا ٱلنَّاسُ وَٱلۡحِجَارَةُ عَلَيۡهَا مَلَٰٓئِكَةٌ غِلَاظٞ شِدَادٞ لَّا يَعۡصُونَ ٱللَّهَ مَآ أَمَرَهُمۡ وَيَفۡعَلُونَ مَا يُؤۡمَرُونَ ٦
Terjemahannya : “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahka” (QS. At-Tahrim:6)
Mengenai makna yang terkandung dalam ayat tersebut imam Ali bin Abi Thalib RA. Berkata “Ajari dan didiklah anak-anakmu dengan pendidikan yang baik”. Sedangkan Hasan Al-Bashri berkata “suruhlah mereka taat kepada Allah dan didiklah mereka dengan kebajikan”, menurut Abdullah bin Umar RA. “didiklah anak-anak pendidikan yang baik karena hal itu tanggung jawabmu, sementara kelak (jika dewasa) anak-anakmu bertanggung jawab untuk berbuat baik dan patuh padamu”.
Menurut Abdulhilah Nasih Ulwan ada beberapa prinsip dasar didalam pendidikan anak, yaitu:
Prinsip Ikatan, yang termasuk ikatan ini adalah ikatan akidah dan ikatan ruhani, yaitun diisi dengan ikatan akidah islami dan ruhani islami yang menyejukan jiwa. Prinsip peringatan, yaitu member peringatan kepada anak yang melakukan kejahatan dan kebathilan.
Posting Komentar untuk "Hakikat Pendidikan Anak Menurut Al-Quran"