Penaklukan Konstantinopel Oleh Kesultanan Turki Utsmaniyah, Sultan Al-Fatih
Sultan mempersiapkan penaklukan terhadap Kota Kostantinopel dengan penuh keseriusan. Dipelajari penyebab kegagalan dalam penaklukan-penaklukan sebelumnya. Sultan tidak mau lagi kalah sebagaimana para pendahulunya. Ia terlebih dahulu membereskan wilayah-wilayah yang membangkang di Asia Kecil. Datanglah kesempatan yang dinanti-nanti, yakni ketika Kaisar Kostantin IX mengancam Sultan untuk membayar pajak yang tinggi kepada pihaknya, dan jika tidak tunduk pada perintah tersebut maka akan diganggu kedudukannya dengan menundukkan Orkhan, salah satu cucu Sulaiman, sebagai Sultan. Ancaman tersebut dihadapi dengan kebulatan tekad, yakni dengan membuat benteng-benteng disekeliling Kostantinopel. Sultan berkilah bahwa benteng-benteng itu dibangun untuk melindungi dan mengawasi rakyatnya yang lalu-lalang ke Eropa melalui wilayah Bosporus itu.
Kostantinopel akhirnya dapat dikepung dari segala penjuru oleh pasukan Sultan Muhammad II yang berjumlah kira-kira 25.000 dibawah pimpinan Sultan sendiri. Kaisar Bizantium meminta bantuan kepada Paus di Roma dan raja-raja Kristen di Eropa, tetapi tanpa hasil, bahkan dicemooh oleh rakyatnya sendiri karena merendahkan martabatnya. Raja-raja Eropa juga tidak ingin membantunya karena mereka masih dalam perselisihan yang belum terselesaikan. Hanya pasukan Vinicia yang ingin membantu karena memiliki kepentingan dagang diwilayah Usmani. Tentara Vinicia itu mrintangi kapal-kapal Usmani dengan merentangkan rantai besar diselat Bosporus. Sultan tidak kehilangan akal, dinaikkanlah kapal-kapal itu didaratan dengan menggunakan balok-balok kayu untuk landasannya, dan berhasil memindahkannya ke sisi barat kota. Maka terperanjatlah pasukan Bizantium dengan strategi Sultan yang telah mengepung kota selama 53 hari. Dalam masa itu meriam-meriam Turki dimuntahkan kearah kota dan menghancurkan benteng-benteng dan dinding-dindingnya sehingga menyerahlah Kostantinopel pada tanggal 28 Mei 1453.
![]() |
Kota Konstantinopel saat ini |
Dalam pertempuran itu Kaisar mati terbunuh, dan Kostantinopel jatuh ketangan Usmani. Sultan Muhammad II memasuki kota, kemudia mengganti nama Kostantinopel menjadi Istambul, dan menjadikannya sebagai ibukota. Sultan mengubah gereja Aya Sophia menjadi masjid, dan disamping itu ia membangun masjid dengan nama masjid Muhaamad sebagai peringatan bagi keberhasilannya dalam menundukkan kota itu.
Dengan jatuhnya Kostantinopel, pengaruhnya sangat besar bagi Turki Usmani. Kostantinopel adalah kota pusat kerajaan Bizantium yang menyimpan banyak ilmu pengetahuan dan menjadi pusat agama Kristen Ortodoks. Kesemuanya itu diwariskan kepada Usmani. Dari segi letak kota itu sangat strategis karena menhubungkan dua benua secara langsung, Eropa dan Asia. Penaklukan kota Kostantinopel itu memudahkan mobilisasi pasukan dari Anatoia ke Eropa.
Walaupun para Sultan Usmani setelah Sulaiman yang agung pada akhirnya lemah, tetapi serangan terhadap Eropa masih berlangsung terutama untuk menaklukan kota Wina di Austria. Kota Wina itu dikepung berkali-kali, tetapi tidak dapat ditaklukan. Yang terakhir kali kota Wina di Austria itu dikepung oleh pasukan Usmani pada tahun 1683, namun tanpa hasil yang memuaskan. (Samsul Munir Amin: 2009).
Dengan jatuhnya Kostantinopel, pengaruhnya sangat besar bagi Turki Usmani. Kostantinopel adalah kota pusat kerajaan Bizantium yang menyimpan banyak ilmu pengetahuan dan menjadi pusat agama Kristen Ortodoks. Kesemuanya itu diwariskan kepada Usmani. Dari segi letak kota itu sangat strategis karena menhubungkan dua benua secara langsung, Eropa dan Asia. Penaklukan kota Kostantinopel itu memudahkan mobilisasi pasukan dari Anatoia ke Eropa.
Walaupun para Sultan Usmani setelah Sulaiman yang agung pada akhirnya lemah, tetapi serangan terhadap Eropa masih berlangsung terutama untuk menaklukan kota Wina di Austria. Kota Wina itu dikepung berkali-kali, tetapi tidak dapat ditaklukan. Yang terakhir kali kota Wina di Austria itu dikepung oleh pasukan Usmani pada tahun 1683, namun tanpa hasil yang memuaskan. (Samsul Munir Amin: 2009).
Demikianlah postingan kali ini tentang penaklukan Konstantinopel oleh Kesultanan Turki Utsmaniyah, dibawah pimpinan Sultan Al-Fatih.
Posting Komentar untuk "Penaklukan Konstantinopel Oleh Kesultanan Turki Utsmaniyah, Sultan Al-Fatih"