Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Rahasia Keragaman Terminologi Al-Quran tentang Manusia

Rahasia Keragaman Terminologi Al-Quran tentang Manusia

Secara terminologis, ungkapan al-Qur’an untuk menunjukkan konsep manusia terdiri atas tiga kategori, yaitu: a) al-basyar, b) al-insan, al-in’s, unas, al-nas, anasiy dan insiy, dan c) bani Adam “anak Adam” dan Zurriyyat Adam “keturunan Adam”.

Meskipun terminologi manusia tersebut menunjukkan pada makna manusia, namun secara khusus memiliki penekanan pengertian yang berbeda. Perbedaan tersebut dapat dilihat pada uraian berikut:

Al-Basyar


قُلۡ إِنَّمَآ أَنَا۠ بَشَرٞ مِّثۡلُكُمۡ يُوحَىٰٓ إِلَيَّ

Terjemahannya: “Katakanlah: Sesungguhnya aku ini manusia biasa seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku” (Q.S. Al-Kahfi: 110).

Penamaan manusia dengan kata al-Basyar dinyatakan dalam Al-Qur’an sebanyak 36 kali dan tersebar dalam 26 surat.  Secara etimologi al-basyar berarti kulit kepala, wajah, atau tubuh yang menjadi tempat tumbuhnya rambut. Penamaan ini menunjukkan makna bahwa secara biologis yang mendominasi manusia adalah pada kulitnya, dibanding rambut atau bulunya. Pada aspek ini terlihat perbedaan umum biologis manusia dengan hewan yang lebih didominasi bulu atau rambut. Al-Basyar, juga dapat diartikan mulasamah, yaitu persentuhan kulit antara laki-laki dengan perempuan.

Menurut M. Quraish Shihab, kata basyar terambil dari akar kata yang pada umumnya berarti menampakkan sesuatu dengan baik dan indah. Dari kata yang sama lahir kata basyarah yang berarti kulit. Manusia dinamakan basyarah karena kulitnya tampak jelas dan berbeda dengan kulit binatang lainnya. Al-Qur’an menggunakan kata ini sebanyak 36 kali dalam bentuk tunggal dan 1 kali dalam bentuk mu£anna (dual) untuk menunjukkan manusia dari aspek lahiriah serta persamaannya dengan manusia seluruhnya.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penelitian manusia dengan menggunakan kata basyar, Terjemahannya anak keturunan Adam banu Adam , mahkluk fisik atau biologis yang suka makan dan berjalan ke pasar. Aspek fisik itulah yang menyebut pengertian basyar mencakup anak keturunan Adam secara keseluruhan. Al-Basyar mengandung pengertian bahwa manusia akan berketurunan yaitu mengalami proses reproduksi dan senantiasa berupaya untuk memenuhi semua kebutuhan biologisnya, memerlukan ruang dan waktu, serta tunduk terhadap hukum alamiahnya, baik yang berupa sunnatullah (sosial kemasyarakatan), maupun takdir Allah (hukum alam).

Al-Insan


Salah satu ayat yang menggambarkan penyebutan manusia sebagai al-Insan adalah terdapat pada surat At-Thariq ayat 5 yaitu sebagai berikut:

فَلۡيَنظُرِ ٱلۡإِنسَٰنُ مِمَّ خُلِقَ ٥

Terjemahannya: “Maka hendaklah manusia memperhatikan dari apakah dia diciptakan” (Q.S. At-Thariq: 5).

Adapun penamaan manusia dengan kata al-insan yang berasal dari kata al-uns, dinyatakan dalam al-Qur’an sebanyak 73 kali dan tersebar dalam 43 surat. Secara etimologi, al-insan dapat diartikan harmonis, lemah lembut, tampak, atau pelupa.

Menurut Quraish Shihab, manusia dalam al-Qur’an disebut dengan al-Insan. Kata insan terambil dari kata uns yang berarti jinak, harmonis dan tampak. Pendapat ini jika ditinjau dari sudut pandang al-Qur’an lebih tepat dari yang berpendapat bahwa ia terambil dari kata nasiya (yang berarti lupa), atau nasa-yansu(yangberarti bergoncang). Kata insan digunakan al-Qur’an untuk menunjukkan kepada manusia dengan seluruh totalitas, jiwa dan raga. Manusia berbeda antara seseorang dengan yang lain, akibat perbedaan fisik, mental dan kecerdasannya.

Adapun kata al-Insan digunakan al-Qur’an untuk menunjukkan totalitas manusia sebagai makhluk jasmani dan rohani. Perpaduan antara aspek fisik dan psikis telah membantu manusia untuk mengekspresikan dimensi al-insan dan al-bayan, yaitu sebagai makhluk berbudaya yang mampu berbicara, mengetahui baik dan buruk, dan lain sebagainya.

Kata al-insan juga digunakan dalam al-Qur’an untuk menunjukkan proses kejadian manusia sesudah Adam. Kejadiannya mengalami proses yang bertahap secara dinamis dan sempurna di dalam di dalam rahim. Kata al-Insan yang digambarkan proses kejadian manusia dapat dillihat di dalam Al-Quran Surat al-Mukminun ayat 12.

An-Nas


Kata an-Nas dinyatakan dalam al-Qur’an sebanyak 240 kali dan tersebar dalam 53 surat. Kata al-nas menunjukkan pada eksistensi manusia sebagai makhluk hidup dan sosial, secara keseluruhan, tanpa melihat status keimanan atau kekafirannyaKata al-Nas dipakai al-Qur’an untuk menyatakan adanya sekelompok orang atau masyarakat yang mempunyai berbagai kegiatan (aktivitas) untuk mengembangkan kehidupannya.

Dalam menunjuk makna manusia, kata al-nas lebih bersifat umum bila dibandingkan dengan kata al-Insan. Keumumannya tersebut dapat di lihat dari penekanan makna yang dikandungnya. Kata al-Nas menunjuk manusia sebagai makhluk sosial dan kebanyakan digambarkan sebagai kelompok manusia tertentu yang sering melakukan mafsadah dan pengisi neraka, di samping iblis. Hal ini terlihat pada firman Allah (QS. al-Baqarah (2): 24).

فَإِن لَّمۡ تَفۡعَلُواْ وَلَن تَفۡعَلُواْ فَٱتَّقُواْ ٱلنَّارَ ٱلَّتِي وَقُودُهَا ٱلنَّاسُ وَٱلۡحِجَارَةُۖ أُعِدَّتۡ لِلۡكَٰفِرِينَ ٢٤

Terjemahannya: “Maka jika kamu tidak dapat membuat(nya) -- dan pasti kamu tidak akan dapat membuat(nya), peliharalah dirimu dari neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu, yang disediakan bagi orang-orang kafir.”

Bani Adam atau Dzurriyati Adam


Istilah Bani Adam menunjukkan bahwa seluruh manusia adalah anak dari manusia ciptaan Allah yang pertama yang bernama Adam. Firman Allah di dalam al-Quran.

وَإِذۡ أَخَذَ رَبُّكَ مِنۢ بَنِيٓ ءَادَمَ مِن ظُهُورِهِمۡ

Terjemahannya: “Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka...” (QS. Al- A’raf, 7: 172).

Dalam al-Quran Allah berfirman untuk menjelaskan terminologi manusia dari kata Dzurriyat Adam salah satunya terdapat pada surat ayat di bawah ini.

أُوْلَٰٓئِكَ ٱلَّذِينَ أَنۡعَمَ ٱللَّهُ عَلَيۡهِم مِّنَ ٱلنَّبِيِّ‍ۧنَ مِن ذُرِّيَّةِ ءَادَمَ وَمِمَّنۡ حَمَلۡنَا مَعَ نُوحٖ

Terjemahannya: “Mereka itu adalah orang-orang yang Telah diberi nikmat oleh Allah, yaitu para nabi dari keturunan Adam, dan dari orang-orang yang kami angkat bersama Nuh... (QS. Maryam: 58)

Istilah yang mirip dan memiliki pengertian yang sama dengan Bani Adam adalah Dzurriyati Adam. Adam digambarkan oleh Al- Qur’an sebagai makhluk manusia yang pertama kali. Disampingnya terdapat seorang perempuan yang diciptakan Allah SWT (Hawa namanya) untuk hidup berdampingan dengan Adam. Dari pernikahan Adam dan Hawa lahirlah bangsa manusia. Maka semua manusia adalah bani adam atau keturunan Adam.

Penggunaan istilah bani Adam dan Dzurriyati Adam dimaksudkan untuk menegaskan tentang asal usul yang jelas tentang manusia. Manusia bukanlah makhluk yang merupakan anak turun dari kera ataupun yang lain sebagaimana yang diungkapkan oleh ilmuwan yang menganut paham evolusionisme.

Dengan demikian, makna manusia dalam al-Qur’an dengan istilah al-basyar, al-insan, al-nas dan bani Adam mencerminkan karakteristik dan kesempurnaan penciptaan Allah terhadap makhluk manusia, bukan saja sebagai makhluk biologis dan psikologis melainkan juga sebagai makhluk religius, makhluk sosial dan makhluk bermoral serta makhluk kultural yang kesemuanya mencerminkan kelebihan dan keistimewaan manusia daripada makhluk-makhluk Tuhan lainnya.

Posting Komentar untuk "Rahasia Keragaman Terminologi Al-Quran tentang Manusia"