Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Tafsir Hadis-hadis Rasulullah Tentang Istiqomah

Hadis-hadis Rasulullah saw. tentang Istiqomah

Istiqomah dalam Islam adalah konsisten dalam menjalankan segala syariat Islam yang diturunkan Allah di atas muka bumi. Istiqomah menurut Abul Qasim Al Qusyairi adalah satu tingkatan yang menjadi penyempurna dan pelengkap semua urusan. Dengan istiqamah, segala kebaikan dengan semua aturannya dapat diwujudkan. Orang yang tidak istiqamah di dalam melakukan usahanya, pasti sia-sia dan gagal”. Ia berkata pula : “Ada yang berpendapat bahwa istiqamah itu hanyalah bisa dijalankan oleh orang-orang besar, karena istiqamah adalah menyimpang dari kebiasaan, menyalahi adat dan kebiasaan sehari-hari, teguh di hadapan Allah dengan kesungguhan dan kejujuran. Oleh karena itu, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda : ‘Istiqamahlah kamu sekalian, maka kamu akan selalu diperhitungkan orang’.

Al Washiti berkata : “Istiqamah adalah sifat yang dapat menyempurnakan kepribadian seseorang dan tidak adanya sifat ini rusaklah kepribadian seseorang”.

Istiqomah banyak dijelaskan dalam Al-Quran, begitupula di dalam hadis Rasulullah. Diantara hadis-hadis Rasullah saw. tentang istiqomah yaitu sebagai berikut:

عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا قَالَتْ : سُئِلَ النَّبِيُّ صلم أَيُّ الأَعْمَالِ أَحَبُّ إِلىَ اللهِ قَالَ أَدْوَمُهَا وَإِنْ قَلَّ وَقَالَ اكْلَفُوْا مِنَ الأَعْمَالِ مَا تُطِيْقُوْنَ. رواه البخارى 

Artinya :” Dari Aisyah r.a. berkata : Nabi pernah ditanya :”Manakah amal yang paling dicintai Allah? Beliau bersabda :”Yang dilakukan secara terus menerus meskipun sedikit”. Beliau bersabda lagi :”Dan lakukanlah amal-amal itu, sekadar kalian sanggup melakukannya.” (HR. Bukhari)

Allah menganugerahi para auliya’ kekuatan yang manusia lain tidak mampu melakukannya, dan karamah yang terbaik adalah kesuksesan yang terus menerus. Bagi manusia biasa adalah dengan menjaga kesinambungan perilaku-perilaku yang baik, pada cara atau arah yang benar. Misalnya : tidak baik bila shalat 100 rakaat pada hari ini, 2 rakaat esok hari, kemudian tidak shalat sama sekali pada lusanya, lalu 50 rakaat pada hari selanjutnya. Yang terbaik adalah ibadah secara berkesinambungan. Jika sekarang shalat 5 kali sehari, lanjutkan terus dengan shalat 5 kali sehari. Jangan melakukan terlalu banyak pada suatu hari untuk kemudian berhenti selama sebulan. Sabda Nabi, “Jika kalian meraih istiqomah/konsistensi, itulah sebuah karamah, kekuatan yang Allah anugerahkan dalam hati kalian.”

عَنْ أَبِي عَمْرو، وَقِيْلَ : أَبِي عَمْرَةَ سُفْيَانُ بْنِ عَبْدِ اللهِ الثَّقَفِي رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : قُلْتُ : يَا رَسُوْلَ اللهِ قُلْ لِي فِي اْلإِسْلاَمِ قَوْلاً لاَ أَسْأَلُ عَنْهُ أَحَداً غَيْرَكَ . قَالَ : قُلْ آمَنْتُ بِاللهِ ثُمَّ اسْتَقِمْ. رواه مسلم

Abu amr, (ada yang menyebutnya Abu Amrah) Sufyan bin Abdillah ra. Berkata kepada Rasulullah, "Wahai Rasulullah, katakana kepadaku perkataan tentang  islam yang tidak akan aku tanyakan kepada selain engkau!" Beliau bersabda, 'Katakanlah, 'Amantu Billah (Aku beriman kepada Allah), kemudian istiqamalah'." (Diriwayatkan oleh Imam Muslim)

Muslim tidak meriwayatkan hadits Sufyan bin Abdillah dalam Shahihnya kecuali hadits ini. Hadits ini juga diriwayatkan oleh Ahmad, Tirmidzi, Ibnu Majah dan An-Nasai. Ibnu Hajar berkata dalam Al-Ishabah, “Sufyan masuk Islam bersama rombongan orang-orang Tsaqif dan berkata kepada nabi tentang suatu perkara yang dijadikan pegangan. Nabi berkata kepadanya, “katakanlah, “Tuhanku adalah Allah” kemudian Istiqomalah.” Ahammiyatul Hadits (Urgensi Hadits)

Hadits ini termasuk Jawami'ul Kalim yang hanya dimiliki oleh Nabi saw. Meski singkat, hanya dengan dua kalimat, yaitu: Iman dan Istiqamah, namun dapat menerangkan kepada orang yang bertanya pada beliau tentang seluruh dasar islam. Sebagaimana diketahui bahwa islam pada dasarnya adalah tauhid dan ketaatan. Tauhid terwujud dengan keimanan kepada Allah, sedangkan ketaatan terwujud dengan istiqomah, yaitu merealisasikan semua perintah dan menjauhi semua larangan, yang meliputi pekerjaan hati dan anggota badan. Allah swt. Berfirman, "Maka tetaplah pada jalan yang lurus menuju kepada-Nya dan mohonlah ampun kepada-Nya." (Q.S. Fushshilat: 6)

وعَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عُمَرَ بْنِ الْعَاصِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ : لِى رَسُوْلُ اللهِ صلم يَا عَبْدَ اللهِ لاَ تَكُنْ مِثْلَ فُلاَنٍ كَانَ يَقُوْمُ اللَّيْلَ فَتَرَكَ قِيَامَ اللَّيْلِ. متفق عليه

Artinya :” Dari Abdullah bin Amr bin Ash r.a. dia berkata : Rasulullah SAW bersabda :” wahai Abdullah janganlah kamu seperti Fulan, dia melakukan sholat tahajjud, lalu meninggalkannya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Kebosanan juga bisa menyerang kita saat beribadah. Hal ini sudah dirasakan oleh sahabat pada masa rasulullah. Melakukan ibadah dengan interval yang terlalu dekat dan dengan jumlah yang terlalu banyak dapat membuat pikiran kita jenuh yang selanjutnya akan mempengaruhi kita untuk meninggalkannya dalam beberapa saat sehingga akan merusak kualitas ibadah kita yang paling utama, yaitu istiqomah.

Nabi saw bersabda, "istiqomahlah kalian semua dan kalian tidak akan mampu." (HR. Imam Ahmad dan Muslim)

Beliau juga bersabda, "berusahalah untuk senantiasa benar dan mendekatinya." (HR. Bukhari dan Muslim)

Salah satu manfaat dan buah dari sikap istiqamah, dijelaskan oleh Imam Nawawi dalam Syarh Matn Al-Arba`iin Al-Nawawiyyah, berdasarkan surah Fusshilat ayat 30. Kata beliau, bahwa makna bunyi ayat “Inna al-ladziina qaaluu rabbunal-Lah tsummas-Taqaamuu, Tatanazzalu `alaihimul-Malaaikah,” adalah Allah akan menurunkan para malaikat-Nya guna membawa kabar gembira kepada orang-orang yang istiqamah.

Posting Komentar untuk "Tafsir Hadis-hadis Rasulullah Tentang Istiqomah"