Unsur-unsur Pendidikan Anak dalam Islam
Pendidikan Agama
Materi pendidikan agama merupakan aspek penting yang harus mendapatkan priritis dalam pendidikan anak, karena justru dengan pengetahuan tentang agamalah anak akan mengetahui hakekat dan tujuan hidupnya.
Karena itu memberikan pendidikan agama kepada anak berarti mengembangkan fitrhah dasar yang dibawanya sejak dia lahir. Fitrhah dasar yang diibaratkan semaian benih itu tidak mendapatkan pemeliharaan dan perawatan yang cukup niscaya dia akan sulit berkembang dan bahkan bisa saja menjadi layu dan pada akhirnya mati.
Ulwan melihat bahwa pendidikan agama yang perlu ditanamkan kepada anak itu meliputi:
a. Mendengarkan dan mengajarkan kepada anak kalimah tauhid agar tertanam di dalam hatinya rasa cinta kepada Islam sebagai agama tauhid.
وَإِذۡ قَالَ لُقۡمَٰنُ لِٱبۡنِهِۦ وَهُوَ يَعِظُهُۥ يَٰبُنَيَّ لَا تُشۡرِكۡ بِٱللَّهِۖ إِنَّ ٱلشِّرۡكَ لَظُلۡمٌ عَظِيمٞ ١٣
Terjemahannya : Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar." (Q.S. Lukman: 14)
b. Mengenalkan hukum-hukum Allah agar anak dapat membedakan mana halal dan mana haram, mana perintah dan mana larangan, sehingga dia terhindar dari perbuatan maksiyat lantaran kebodohannya.
c. Membiaskan kepada anak terhadap perbuatan-perbuatan yang bernilai ibadah (penghambatan kepada Allah) agar dia terbentuk menjadi anak yang taat kepada Allah, Rasul dan para pendidikanya.
d. Menanamkan kepada anak rasa cinta kepada nabinya dengan membimbing dan membiasakan menjalankan sunnah-sunnahnya, karena dengan demikian fithrah bawaan anak akan dapat tumbuh dan berkembang dengan baik, sehingga dia akan selamat menjalani hidup dan kehidupannya.
Pendidikan Akhlak
Pendidikan akhlak merupakan bagian pokok dari materi pendidikan agama, karena sesungguhnya agama adalah akhlak, sehingga kehadiran rasulullah Muhammad SAW. ke muka bumi ini sudah mencapai titik nadir. Anak perempuan dibunh hidup-hidup, fanatisme kesukuan mendarah dagin, terhadap kebenaran yang melawan, serta terlalu banyak tindak kemungkiann lain yang mereka lakukan.
Allah SWT. berfirman dalam surat al-Lukman sebagai berikut:
وَلَا تُصَعِّرۡ خَدَّكَ لِلنَّاسِ وَلَا تَمۡشِ فِي ٱلۡأَرۡضِ مَرَحًاۖ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخۡتَالٖ فَخُورٖ ١٨ وَٱقۡصِدۡ فِي مَشۡيِكَ وَٱغۡضُضۡ مِن صَوۡتِكَۚ إِنَّ أَنكَرَ ٱلۡأَصۡوَٰتِ لَصَوۡتُ ٱلۡحَمِيرِ
Terjemahannya : (18) Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri. (19) Dan sederhanalah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai. (Q.S. Al-Lukman: 18-19).
Karena agama adalah akhlak, maka tidak berlebihan kiranya jika dikatakan apa yang baik menurut akhlak adalah yang baik pula menurut agama. Karena begitu besar peran pendidikan akhlak dalam pembentukan kepribadian anak manusia maka semua filusuf muslim sepakat bahwa pendidikan akhlak merupakan jiwa pendidikan islam, karena tujuna tertinggi dari pendidikan islam adalah mendidik jiwa dan akhlak. (Langgulung, 1989).
Pada hakikatnya dengan pendidikan akhlak tersebut, para pakar pendidikan Islam mangatakan bahwa tujuan pendidikan dan pengajaran bukanlah sekedar mentransfer berbagai ilmu pengetahuan ke dalam otak anak didik terhadap apa-apa yang mereka belum ketahui, akan tetapi lebih dari itu ada tujuan yang lebih utama yaitu mendidik akhlak mereka (Athiya, 95).
Syauqi seorang pujangga Mesir Mesir abad IXX mengatakan bahwa: tegaknya ummat lantaran akhlak dan hancurnya pun lantaran rusaknya akhlak. Dan demikianlah dapat disimpulkan pendidikan akhlak sangat penting dalam pendidikan anak, dengan adanya pendidikan anak akan menghasilakan generasi penerus yang berakhlak baik dna bermoral baik, terutama ketika seorang anak berada di dalam lingkungan keluarga dan yang paling utama yang harus dilakukan oleh anggota keluarga terutama kedua orangtua itu member contoh yang baik supaya ia kan terbiasa dengan hal-hal yang baik dan itu akan membentuk suatu kepribadiannya.
Pendidikan Jasmani
Manusia merupakan makhluk dua dimensi yang terdiri dari jasmani dan rohani, yang stu sama lain aling terkait dan masing-masing tidak akan dapat manjalankan fungsi dengan baik tanpa yang lain. Jika kesehatan rohani harus dijaga dan dipelihara dengan baik maka demikian pula halnya kesehatan jasmani.
Kesehatan adalah mahkota yang tidak mengetahui kecuali yang sakit. Kesehatan merupakan anugerah terbesar Allah yang diberikan manusia, akan tetapi mereka sering melupakannya. Karena itu sebagaimana rohani perlu pendidikan maka raga juga perlu dijaga agar tetap sehat karena pada fisik yang sehat terdapat akal yang sehat, dan dengan akal yang sehat orang akan dapat berpikir secara sehat dan jernih.
Maka anak agar tumbuh dan berkembang secara baik Islam telah menganjurkan agar manusia mengonsumsi makanan dan minuman yang baik-baik yang dikaruniakan Allah kepadanya. Firman Allah:
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ كُلُواْ مِن طَيِّبَٰتِ مَا رَزَقۡنَٰكُمۡ وَٱشۡكُرُواْ لِلَّهِ إِن كُنتُمۡ إِيَّاهُ تَعۡبُدُونَ
Terjemahannya: “Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar kepada-Nya kamu menyembah”. (QS al-Baqarah:172)
Kebersihan di dalam mengupayakan kesehatan jasmani merupakan sisi lain yang memperoleh perhatian besar dalam ajaran Islam. Isyarat kesucian lahir yang wajib dipenuhi setiap muslim yang khendak menghadao Tuhanynya merupakan wujud nyata dan perhatian Islam terhadap upaya kesehatan jasmani dan melalaui kebersihan.
Pendidikan Akal
Akal merupakan anugerah Allah yang tidak diberikan kepada selain makhluk-Nya bernama manusia. Ia merupakan srana untuk mendapatka ilmu pengetahuan. Karena itu akal perlu mendapatkan pendidikan dan bimbingan semenjak di usia dini agar setelah dewasa anak dapat berpikir kreatif,sistematis, kritis analistis dan inofatif.
Tujuan dari pendidikan akal itu bukan sekedar medidik daya pikir anak, akan tetapi anak diarahkan agar memiliki keahlian dalam mengambil dan memberikan guna manfaat denga pola-pola pikir yang diajarkannya itu, dan untuk sampai kepada tingkat keahlian itu diperlukan penelitian-penelitian dalam kerja otak seperti melatihkan ketelitian, ketangkasan, kepekaan, keuletan dan lain sebagainya.
Islam adalah agama yang sangatt menghargai akal pikiran, akan tetapi Islam tidak memebiarkannya akal berjalan sendidri tanpa adanya bimbingan agama karena di dalam hidup ini sangat persoalan yang luar kemampuan akal manusia untuk menjangkaunya, sebab dia adalah persoalan-persoalan kerja hati sehingga tidak bisa dilakukan oleh akal, sebagai contoh persoalan iman.
Jadi dapat disimpulkan bahwa dalam memberikan pendidikan itu dimulai dari memberikan pendidikan agama, dengan diberikan pendidikan agama ini seorang anak mengetahui tentang ketauhidan dan akidah yang dia anut terutama dalam mengenal Allah, dan selain itu pendidikan akhlak sangat mempengaruhi sikap dan prilaku seorang anak ketika dia sudah berada di lingkungan hidupnya, begitupun pendidikan jasmani dan akal itu sangat penting dan sangat berperan, dari keempat unsur pendidikan di atas, itu semua harus kita terapkan dalam mendidik anak karena dengan diberikan contoh-contoh yang baik maka akan menghasilkan peserta didik yang berkualitas baik dari perilaku dan sikapnya.
Anak merupakan amanah dan titip Allah kepada kedua orang tuanya. Sebagai amanah orang tua wajib memberikan pendidikan yang baik, yang dimulai sejak anak berada di dalam kandungan, hingga dia mencapai usia dewasa kelak. Anak tidak boleh ditelantarakan, karena itu merupakan dosa besar yang suatu saat kelak akan dimintai pertanggung jawaban oleh Allah. Wallahu a'lam.
Posting Komentar untuk "Unsur-unsur Pendidikan Anak dalam Islam"